kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?,ketika kita menangis?,ketika kita membayangkan sesuatu?.Itu kerana hal terindah di dunia ini TIDAK TERLIHAT…Ketika kita menemui seseorang yang keunikannya SEIRING dengan kita, kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan yang dinamakan CINTA.Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan… Tapi ingatlah…melepaskan BUKAN akhir sebuah dunia, melainkan awal suatu kehidupan yang baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang disakiti, mereka yang telah mencari…dan mereka yang telah mencuba. Kerana MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka…
CINTA yang AGUNG, adalah ketika kamu menitiskan air mata dan MASIH peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia, adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum seraya berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’.Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKANLAH dirimu…biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas. Ingatlah… bahawa kamu mungkin menemui cinta dan kehilangannya tapi ketika cinta itu mati, kamu TIDAK perlu mati bersamanya…Orang yang kuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyedari bahawa penyesalan tidak seharusnya ada. HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat. TEMAN SEJATI… mengerti ketika kamu berkata ‘aku lupa..’, menunggu selamanya ketika kamu berkata ‘tunggu sebentar’. Tetap tinggal ketika kamu berkata ‘tinggalkan aku sendiri’. Membuka pintu meski kamu BELUM menutup dan berkata ‘bolehkah saya masuk?’.
MENCINTAI… BUKANlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN. BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu MENGERTI. BUKANlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu RASAKAN. BUKANlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu BERTAHAN. Lebih bahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu-sedu. Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang. Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.. Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya kerana kamu berbahagia dapat mencintai seseorang…LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita, MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya. Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, jangan percaya bahwa melepaskan SELALU bererti kamu benar-benar mencintai.MELAINKAN… BERJUANGLAH demi cintamu. Itulah CINTA SEJATI. Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang ‘yang tersedia’. Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.
Feelings and thoughts be together through the days..makes life WONDER, full of JOY, completed with not-so-good feelings~
Thursday, July 24, 2008
Friday, July 18, 2008
~LurveLY PhySiCs~
halo..halo...halo...this week is my tyme posting my blog..hahaha...there are a lot of article i read n post on my blog to share with u all...hope u enjoy all those~
this time i want ot share with u guys bout physics..heheh..maybe all of u guys dont really love it..but not for me..muaHAhaHA..last tyme i do hate physics too0..because i dunno wut my teacher do taught me in class...hahaha...but then when i was in FOrm FIVE..im trying hard to love physics..but then i dont really love it because i love CHemistry more as the experiment is so fun..hehehe...now my life journey is PHYSICS..i dunno y i accept this offer..because i dont really love it..muahaha...but that's all my past..start from now n forever..i will lopve physics the most..kui3...giler fake..but physics is interesting..for those yg stdy physics at uni should know how much interesting physics is...heheh...same goes to me n my frenz here..in VIctoRIa UNi of WeLLIngton...ades..byknye merepek.actually i just want to share bout my tutorial class today..heheh...for physics..we having the tutorial class in lecture hall..with all the students there...for this semester..i will love this class.because during this class the lecture will demonstrate some experiment bout the topic taught during the week..all the experiment give me alot of ideas about wut happened in our life...so gud to know all that..hehehe...for today..we are given a specky..hehe...nk tgk chye pelangi...bile tgk lampu pkai dat specky..nmpk pelangi left n right of that lamp..so cntik~ bila lmpu besa yg mentol tuh..nmpk rainbow yg bese..blue color sket je...but then we try with neon..the blue light look same as the red light...nice rite...other than that..my lecturer show that we ourselves can be anthenna...hahaha...there are alot more i've learnt through this class...n i even feel that it was a short class...because it is sooooo interesting..hahaha...hope i will not miss friday class~~
~here goes some pix in class today~
huhh...too long rite...i think better stop here..chiow~
this time i want ot share with u guys bout physics..heheh..maybe all of u guys dont really love it..but not for me..muaHAhaHA..last tyme i do hate physics too0..because i dunno wut my teacher do taught me in class...hahaha...but then when i was in FOrm FIVE..im trying hard to love physics..but then i dont really love it because i love CHemistry more as the experiment is so fun..hehehe...now my life journey is PHYSICS..i dunno y i accept this offer..because i dont really love it..muahaha...but that's all my past..start from now n forever..i will lopve physics the most..kui3...giler fake..but physics is interesting..for those yg stdy physics at uni should know how much interesting physics is...heheh...same goes to me n my frenz here..in VIctoRIa UNi of WeLLIngton...ades..byknye merepek.actually i just want to share bout my tutorial class today..heheh...for physics..we having the tutorial class in lecture hall..with all the students there...for this semester..i will love this class.because during this class the lecture will demonstrate some experiment bout the topic taught during the week..all the experiment give me alot of ideas about wut happened in our life...so gud to know all that..hehehe...for today..we are given a specky..hehe...nk tgk chye pelangi...bile tgk lampu pkai dat specky..nmpk pelangi left n right of that lamp..so cntik~ bila lmpu besa yg mentol tuh..nmpk rainbow yg bese..blue color sket je...but then we try with neon..the blue light look same as the red light...nice rite...other than that..my lecturer show that we ourselves can be anthenna...hahaha...there are alot more i've learnt through this class...n i even feel that it was a short class...because it is sooooo interesting..hahaha...hope i will not miss friday class~~
~here goes some pix in class today~
huhh...too long rite...i think better stop here..chiow~
Time heals?
“Time heals?” ada yang benar dan tidak tentang masa berkabung dan libur ini, kerana tidak semua luka itu sama, dan masa bukan penawar terbaik cinta. Banyak kesan perpisahan bergantung pada cara, dan cara itulah yang banyak mempengaruhi emosi diri serta jangka masa.
Berikan masa untuk diri; menyendiri, menikmati sunyi dan menghargai sepi.
Jangan dengar radio atau metallica. Membaca. Berdoa. Bertahajud. Apabila hidup kita terlalu dicoraki ’si dia’, memang sukar untuk kembali sendiri. Tetapi inilah masa untuk berdikari, melihat diri dan pergi membeli-belah atau melancong! Keluar beramai-ramai amat mengubati, tetapi nurani sendiri perlu cekal kerana teman bukan wujud 24 jam 7 hari seminggu. Ada orang putus cinta ‘makan banyak’ mencuba ‘benda gila’, tetapi segala perkara yang memudaratkan diri perlu dihindari. Mendengar nasihat teman amat perlu disaat-saat ini.
Seminggu sudah cukup lama untuk berduka. Sebulan sudah cukup maksimum. Setahun menunjukkan anda sgt lemah jiwa dan pendirian. Bersedih memenatkan jiwa, dan jgn sesekali memenatkan jiwa dengan berduka sentiasa. GET OVER IT!
Hanya org2 yang teguh jiwanya mampu menjadi sahabat setelah berpisah. Jika anda merasakan anda seorang yang nostalgik, pendendam dan ‘pembunuh bersiri’, silalah tegas memadamkan si dia dari layar memori, tanpa mengambil masa terlalu lama. Lapan dari sepuluh orang yang kita temui semasa hayat hanyalah diciptakan menjadi kenangan, walau pernah rapat dan intim. Idealisme tentang “satu hari mungkin dia menerima aku kembali” adalah frasa yang amat membahayakan diri, kerana dalam banyak perkara;- harapan adalah perkara plg teruk dan bangsat yang membuatkan manusia sesat destinasi, lambat bertindak, kabur pilihan dan pedoman.
Teruslah menjadi manusia. Belajar memperbaiki diri, belajar ceria dan juga melatih personaliti agar lebih positif dan optimistik. yang utama, mulakan usaha dengan menyayangi diri sendiri dan menghargai segala keistimewaan dlm diri. Percayalah, anda akan perlahan-lahan bertambah yakin dan bersedia akan perhubungan seterusnya. Jika anda ditinggalkan, tu bermakna si dia itu yang tidak layak mendapat kasih-cinta anda. Bukan sebaliknya!
Berikan masa untuk diri; menyendiri, menikmati sunyi dan menghargai sepi.
Jangan dengar radio atau metallica. Membaca. Berdoa. Bertahajud. Apabila hidup kita terlalu dicoraki ’si dia’, memang sukar untuk kembali sendiri. Tetapi inilah masa untuk berdikari, melihat diri dan pergi membeli-belah atau melancong! Keluar beramai-ramai amat mengubati, tetapi nurani sendiri perlu cekal kerana teman bukan wujud 24 jam 7 hari seminggu. Ada orang putus cinta ‘makan banyak’ mencuba ‘benda gila’, tetapi segala perkara yang memudaratkan diri perlu dihindari. Mendengar nasihat teman amat perlu disaat-saat ini.
Seminggu sudah cukup lama untuk berduka. Sebulan sudah cukup maksimum. Setahun menunjukkan anda sgt lemah jiwa dan pendirian. Bersedih memenatkan jiwa, dan jgn sesekali memenatkan jiwa dengan berduka sentiasa. GET OVER IT!
Hanya org2 yang teguh jiwanya mampu menjadi sahabat setelah berpisah. Jika anda merasakan anda seorang yang nostalgik, pendendam dan ‘pembunuh bersiri’, silalah tegas memadamkan si dia dari layar memori, tanpa mengambil masa terlalu lama. Lapan dari sepuluh orang yang kita temui semasa hayat hanyalah diciptakan menjadi kenangan, walau pernah rapat dan intim. Idealisme tentang “satu hari mungkin dia menerima aku kembali” adalah frasa yang amat membahayakan diri, kerana dalam banyak perkara;- harapan adalah perkara plg teruk dan bangsat yang membuatkan manusia sesat destinasi, lambat bertindak, kabur pilihan dan pedoman.
Teruslah menjadi manusia. Belajar memperbaiki diri, belajar ceria dan juga melatih personaliti agar lebih positif dan optimistik. yang utama, mulakan usaha dengan menyayangi diri sendiri dan menghargai segala keistimewaan dlm diri. Percayalah, anda akan perlahan-lahan bertambah yakin dan bersedia akan perhubungan seterusnya. Jika anda ditinggalkan, tu bermakna si dia itu yang tidak layak mendapat kasih-cinta anda. Bukan sebaliknya!
Nilai Tudung Seorang Wanita
Bila wanita menjaga auratnya dari pandangan lelaki bukan muhram, bukan sahaja dia menjaga maruah dirinya, malah maruah wanita mukmin keseluruhannya. Harga diri wanita terlalu mahal. Ini kerana syariat telah menetapkan supaya wanita berpakaian longgar dengan warna yang tidak menarik serta menutup seluruh badannya dari kepala hingga ke kaki.
Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia.
Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. Samada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.
Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya.
Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini. Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung.
Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita. Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya.
Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab. Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya.
Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung?
Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki . Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya. Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya.
Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi. Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam.
Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. Mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka. Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian.
Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri. Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati).
Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati. Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. Samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran.
Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain. Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki.
Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada’ dan qadar dari Allah. Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita.
Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam. Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah. Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui “Islam is really beautiful.” Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya.
Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.
Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia.
Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. Samada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.
Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya.
Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini. Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung.
Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita. Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya.
Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab. Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya.
Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung?
Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki . Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya. Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya.
Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi. Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam.
Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. Mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka. Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian.
Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri. Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati).
Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati. Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. Samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran.
Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain. Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki.
Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada’ dan qadar dari Allah. Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita.
Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam. Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah. Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui “Islam is really beautiful.” Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya.
Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.
Tuesday, July 15, 2008
when all this thing will stop??!
here comes new semester of first year in Victoria University of Wellington...suppose to have a better life than before..but seems all goes wrong..there is still no mood for stdy... i still need a break..a lot of break..from all sort of things that makes me feel uncomfy..i need to forget everything happens in last sem..but can i??? i still cant forget the only thing that makes me feel so sad...i dunno y cant stop thinking bout that..i should be another syaza..the real different syaza now..the one yg much2 strong than before..the one that can terime kenyataan..let bygone be bygone..stop thinking bout that..tikah kte..u deserve someone better..look forward..hurmmm....yups...i will be strong..strong enaf to face it..jgn igt kenangan lalu..truskan hidup dengan harapan...bahagia da kt depan...jgn lupe doa kt ALLAH...DIA lebih tahu...wut is the best for me...just pray for HIS bless...now is the tyme to let it go...focus on stdy..that is the most important thing i should go for..have a nice semester then~
Wednesday, July 9, 2008
Kenangan Terindah
Trutt…trutt… Trutt....trutt…
Aku abaikan bunyi yang datang dari hensetku. Tak tahu kenape macam malas je nk berkomunikasi dengan sesape pun hari ni. Erm…mungkin susah nak tafsir rasa hati, Cuma yang pasti aku memang takde mood!
“Walau apa pun yang jadi, kita tetap kawan!”
Ayat tu masih terngiang-ngiang, berselang-seli dengan bunyi dari hensetku. Arghhh!! Bila semua ni nk diam! Malas betul nak layan semua ni. Aku campak jugak henset aku ni karang. Campak?? Amboih…macam banyak duit nk beli baru!..hahaha…tak jadi la campak…mujur masih waras kepala otak aku ni.
Trutt….trutt… Bunyi lagi! Kali ni aku hanya tilik je skrin tu. Buat muka takde perasaan. Nama salah sorang sahabat ku muncul. Erm…tapi cam tak patut je aku buat dia gini. Takde kene mengene pun dia dalam hal tu. Aku je kot yang suke ikut perasaan. Klik! Aku matikan henset. Maafkan aku Jue! Aku tak berniat taknak bercakap dengan kamu. Cuma bukan buat masa ni. I wanna be alone!
Jam menunjukkan angka 2.45 petang. Erm…petang ni malas betul nk study ke…nk belek buku ke…yang aku tahu, aku nk release kan kepala yang serabut ni! What to do ha? Kepala ligat berfikir, apa yang aku nk buat tuk hilangkan kebosanan ni. Krek…. Aku bukak drawer. Tetiber terpandang satu beg plastic. Aku tak berapa cam apa kandungan beg tu. Aish…pelik. Selama ni aku akan tahu setiap apa yang aku simpan. Untuk mengurangkan tekanan otak ku berfikir apa kandungan beg tu, baik aku bukak dan tengok.
Tidak syak lagi.! Benda ni la yang aku cari dari awal sem dulu! A bundle of photos! Hahaha…kenapa tah rindu sangat nk belek gambar2 tu. Ku belek satu persatu. Mula dari zaman hingusan…. Sekolah rendah…zaman aku mengenal diri…zaman tudung skaf ikat belakang..hahahaha…kelakar betul rupa aku! Ku tilik satu persatu muka kawan2 sekolah rendah aku. Entah camana la muka depa la ni. Yang aku dengaq sorang dah kawen baru2 ni. Yang lain belajaq lagi. Aish..bila la buleh nk jumpa hangpa wei! Rindu bangat ni… biaq la hangpa tak mau jumpa aku tapi aku tetap ingat kat hangpa! Aish..mana hang tau depa tak mau jumpa hang cheq oi. Tah depa pun rindu kat hang. Depa saja tak mau ngaku…hahaha…ayat pujuk diri sendiri…tapi memang best la zaman ni. Aisey…kalau ikut hati ni hari ni jugak aku nk jumpa depa!! Tapi takpa…sabaq!!
Foto seterusnya…..zaman sekolah menengah…ku belek2 gambar2 tu. Zaman ni pun banyak mengajar aku jadi lebih matang. Zaman ni aku mula kenal erti sahabat. Ada sekeping gambar yang buat aku terkesima. Orang2 dalam gambar tu yang buat aku betul2 terharu. Gambar cikgu2 aku. Diaorang banyak mengajar aku. Terima kasih wahai guruku! Arghhh!! Nak balik sekolah!! Hahah…zaman yang best! Kawan2 yang happening!! Memang vogue la korang! Ada yang dah kawen. Yang jadi mak orang pun dah ada!! Isk isk isk…macam tak percaya masa berlalu dengan begitu cepat sekali. Bila nak buat gath lagi wei!! Aku berkata2 sendiri…rindu la kat sekolah. Cukup la zaman tu..aku tutup zaman sekolah dengan kenangan yang manis dengan korang! Thankx!!
Seterusnya…matrikk!! walaupon aku kejap je kt matrik tp byk gak kenangan yg buat aku tersenyum bila pikir2 balik...mcm2 jdik kt sane...aku ade family bru kt sane..smpai skrg aku stil contact ngn 1 of the member tuh..cume dah lame xcontact ngn ummi..lecturer yg jdi mentor group aku...miss my fren kt matrik so much..if possible nk jumpa balik...
Perkara yang tak pernah aku mimpikan atau pun sekadar berangan je adalah masuk ke menara gading ni. Hahahha…tapi orang kata semuanya dah ditentukan dan takdirnya aku diterima masuk walaupun sebenarnya ramai lagi yang layak. Tapi soal layak atau tak bukan ukurannya, soalnya, aku dah berada dalam zaman ni dan masih sedang berusaha tuk belajar sebanyak mungkin. aku bt preparation kt UNITEN..mmg best giler la kt sana..xdpt di nafikan lagik..frenz mmg close sgt2...kitorng kt UNITEN tuh one n half yer...mmg byk sgt kenangan kt sane..mcm2..kalo nk tgk pix mmg xtertengok..tp sume tuh xde dlm album sbb dah msuk computer..zaman digital camera dah wktu nih...Gambar wktu tuh..muke mude giler!! Hahaha…mmg mude pun kan….hahahaha. kat sini aku punya ramai kawan yang mahu cipta kenangan bersama. hahaha…dah pulak tu masing2 memang suke berposing! Banyak gak la gambar2 kenangan aktiviti kami.Bila dah msuk semester 2 n 3,Dah buat kerja sama2 kn..baru la kenal diaorang ni camana. Tapi best la sebabnya bleh nk tambah koleksi gambar! Hahaha…yang seronoknya hampir setiap aktiviti kami lakukan bersama. Yang macam acara tahunannya, birthday celebration ha!! Macam2 kenangan. Macam2 jenis kek. Macam2 jenis hadiah. Macam2 jenis makanan.
“ pertemuan kita di suatu hari
Menitipkan ukhuwah yang sejati
Bersyukur ku hadrat Ilahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah di atas suratan
Kutetap pergi jua
Kan ku utus kan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambaMu
Mencari hidayah daripadaMu
Dalam mendidikkan kesabaranku
Ya allah tabahkan hati hambaMu
Di atas perpisahan ini”
Aduss…lagu ni plak terkeluar dari speaker aku ni..isk isk isk..mengimbau kenangan betol!
Skrg kitorng dah berpisah..bila dah masuk university..sume dah berpecah..tp frenship ttp maintain..still keep contact...mmg xleh nafikan..rindu sgt nk kumpul balik ramai2..walaupon bru je beberapa bulan xjumpa...blom pon sampai setahun lagik..kerinduan yg bertandang selalu mengusik hati di kala sendirian...Sedih sgt sbb terpisah dengan korang semua...
kadang2 aku terfikir, byk juga salah dari diri ku. Yang dulu jarang mahu menghargai apa yang aku ada. Tapi bila mana kini, aku mula marah, sedih, geram dengan keadaan ini. Walau aku tak tahu, pada siapa sebenarnya yang aku marah, sedih mahupun geram. Tapi aku tetap bersyukur kerna masih boleh mengingati kalian. Masih segar bagaimana kalian mencorak hidupku. Kenangan itu yang masih buat aku tersenyum…… erm…aku simpan balik semua koleksi gambar ni. insyaAllah, kenangan yang ada pun akan disimpan rapi bersama gambar2 setiap insan yang pernah hadir dalam mencorak hidup aku. Terima kasih!!
Walau kita sudah jarang, ataupun tidak lagi bersua, aku akan tetap mengingati setiap dari kalian yang pernah menyentuh hati ini, yang pernah melakar nama dalam lipatan sejarah hidupku, yang pernah mengajar aku menjadi dewasa….
Akhirnya tanpa dapat di tahan..
Air mata ini mengalir jua….
Ukhwahfillah abadan abada..insyaAllah
Aku abaikan bunyi yang datang dari hensetku. Tak tahu kenape macam malas je nk berkomunikasi dengan sesape pun hari ni. Erm…mungkin susah nak tafsir rasa hati, Cuma yang pasti aku memang takde mood!
“Walau apa pun yang jadi, kita tetap kawan!”
Ayat tu masih terngiang-ngiang, berselang-seli dengan bunyi dari hensetku. Arghhh!! Bila semua ni nk diam! Malas betul nak layan semua ni. Aku campak jugak henset aku ni karang. Campak?? Amboih…macam banyak duit nk beli baru!..hahaha…tak jadi la campak…mujur masih waras kepala otak aku ni.
Trutt….trutt… Bunyi lagi! Kali ni aku hanya tilik je skrin tu. Buat muka takde perasaan. Nama salah sorang sahabat ku muncul. Erm…tapi cam tak patut je aku buat dia gini. Takde kene mengene pun dia dalam hal tu. Aku je kot yang suke ikut perasaan. Klik! Aku matikan henset. Maafkan aku Jue! Aku tak berniat taknak bercakap dengan kamu. Cuma bukan buat masa ni. I wanna be alone!
Jam menunjukkan angka 2.45 petang. Erm…petang ni malas betul nk study ke…nk belek buku ke…yang aku tahu, aku nk release kan kepala yang serabut ni! What to do ha? Kepala ligat berfikir, apa yang aku nk buat tuk hilangkan kebosanan ni. Krek…. Aku bukak drawer. Tetiber terpandang satu beg plastic. Aku tak berapa cam apa kandungan beg tu. Aish…pelik. Selama ni aku akan tahu setiap apa yang aku simpan. Untuk mengurangkan tekanan otak ku berfikir apa kandungan beg tu, baik aku bukak dan tengok.
Tidak syak lagi.! Benda ni la yang aku cari dari awal sem dulu! A bundle of photos! Hahaha…kenapa tah rindu sangat nk belek gambar2 tu. Ku belek satu persatu. Mula dari zaman hingusan…. Sekolah rendah…zaman aku mengenal diri…zaman tudung skaf ikat belakang..hahahaha…kelakar betul rupa aku! Ku tilik satu persatu muka kawan2 sekolah rendah aku. Entah camana la muka depa la ni. Yang aku dengaq sorang dah kawen baru2 ni. Yang lain belajaq lagi. Aish..bila la buleh nk jumpa hangpa wei! Rindu bangat ni… biaq la hangpa tak mau jumpa aku tapi aku tetap ingat kat hangpa! Aish..mana hang tau depa tak mau jumpa hang cheq oi. Tah depa pun rindu kat hang. Depa saja tak mau ngaku…hahaha…ayat pujuk diri sendiri…tapi memang best la zaman ni. Aisey…kalau ikut hati ni hari ni jugak aku nk jumpa depa!! Tapi takpa…sabaq!!
Foto seterusnya…..zaman sekolah menengah…ku belek2 gambar2 tu. Zaman ni pun banyak mengajar aku jadi lebih matang. Zaman ni aku mula kenal erti sahabat. Ada sekeping gambar yang buat aku terkesima. Orang2 dalam gambar tu yang buat aku betul2 terharu. Gambar cikgu2 aku. Diaorang banyak mengajar aku. Terima kasih wahai guruku! Arghhh!! Nak balik sekolah!! Hahah…zaman yang best! Kawan2 yang happening!! Memang vogue la korang! Ada yang dah kawen. Yang jadi mak orang pun dah ada!! Isk isk isk…macam tak percaya masa berlalu dengan begitu cepat sekali. Bila nak buat gath lagi wei!! Aku berkata2 sendiri…rindu la kat sekolah. Cukup la zaman tu..aku tutup zaman sekolah dengan kenangan yang manis dengan korang! Thankx!!
Seterusnya…matrikk!! walaupon aku kejap je kt matrik tp byk gak kenangan yg buat aku tersenyum bila pikir2 balik...mcm2 jdik kt sane...aku ade family bru kt sane..smpai skrg aku stil contact ngn 1 of the member tuh..cume dah lame xcontact ngn ummi..lecturer yg jdi mentor group aku...miss my fren kt matrik so much..if possible nk jumpa balik...
Perkara yang tak pernah aku mimpikan atau pun sekadar berangan je adalah masuk ke menara gading ni. Hahahha…tapi orang kata semuanya dah ditentukan dan takdirnya aku diterima masuk walaupun sebenarnya ramai lagi yang layak. Tapi soal layak atau tak bukan ukurannya, soalnya, aku dah berada dalam zaman ni dan masih sedang berusaha tuk belajar sebanyak mungkin. aku bt preparation kt UNITEN..mmg best giler la kt sana..xdpt di nafikan lagik..frenz mmg close sgt2...kitorng kt UNITEN tuh one n half yer...mmg byk sgt kenangan kt sane..mcm2..kalo nk tgk pix mmg xtertengok..tp sume tuh xde dlm album sbb dah msuk computer..zaman digital camera dah wktu nih...Gambar wktu tuh..muke mude giler!! Hahaha…mmg mude pun kan….hahahaha. kat sini aku punya ramai kawan yang mahu cipta kenangan bersama. hahaha…dah pulak tu masing2 memang suke berposing! Banyak gak la gambar2 kenangan aktiviti kami.Bila dah msuk semester 2 n 3,Dah buat kerja sama2 kn..baru la kenal diaorang ni camana. Tapi best la sebabnya bleh nk tambah koleksi gambar! Hahaha…yang seronoknya hampir setiap aktiviti kami lakukan bersama. Yang macam acara tahunannya, birthday celebration ha!! Macam2 kenangan. Macam2 jenis kek. Macam2 jenis hadiah. Macam2 jenis makanan.
“ pertemuan kita di suatu hari
Menitipkan ukhuwah yang sejati
Bersyukur ku hadrat Ilahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah di atas suratan
Kutetap pergi jua
Kan ku utus kan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambaMu
Mencari hidayah daripadaMu
Dalam mendidikkan kesabaranku
Ya allah tabahkan hati hambaMu
Di atas perpisahan ini”
Aduss…lagu ni plak terkeluar dari speaker aku ni..isk isk isk..mengimbau kenangan betol!
Skrg kitorng dah berpisah..bila dah masuk university..sume dah berpecah..tp frenship ttp maintain..still keep contact...mmg xleh nafikan..rindu sgt nk kumpul balik ramai2..walaupon bru je beberapa bulan xjumpa...blom pon sampai setahun lagik..kerinduan yg bertandang selalu mengusik hati di kala sendirian...Sedih sgt sbb terpisah dengan korang semua...
kadang2 aku terfikir, byk juga salah dari diri ku. Yang dulu jarang mahu menghargai apa yang aku ada. Tapi bila mana kini, aku mula marah, sedih, geram dengan keadaan ini. Walau aku tak tahu, pada siapa sebenarnya yang aku marah, sedih mahupun geram. Tapi aku tetap bersyukur kerna masih boleh mengingati kalian. Masih segar bagaimana kalian mencorak hidupku. Kenangan itu yang masih buat aku tersenyum…… erm…aku simpan balik semua koleksi gambar ni. insyaAllah, kenangan yang ada pun akan disimpan rapi bersama gambar2 setiap insan yang pernah hadir dalam mencorak hidup aku. Terima kasih!!
Walau kita sudah jarang, ataupun tidak lagi bersua, aku akan tetap mengingati setiap dari kalian yang pernah menyentuh hati ini, yang pernah melakar nama dalam lipatan sejarah hidupku, yang pernah mengajar aku menjadi dewasa….
Akhirnya tanpa dapat di tahan..
Air mata ini mengalir jua….
Ukhwahfillah abadan abada..insyaAllah
Kisah 'Brownies'
Hati kita mati sedikit demi sedikit pada satu masa disebabkan perbuatan kita. Beberapa tahun yang lepas, ketika saya masuk ke dalam pejabat saya seperti hari-hari yang biasa, seseorang telah meletak satu bekas berisi 3 ‘chocolate brownies’. Bersama dengan brownies itu terdapat sehelai kertas yang tertulis satu cerpen di atasnya. Sambil duduk menjamah brownies yang pertama, saya mula membaca kisah seperti yang tertulis di bawah.
Dua orang remaja meminta kebenaran ayahnya untuk pergi menonton filem yang sudah ditonton oleh semua rakan-rakan mereka. Namun selepas membaca sedikit review filem itu di internet, ayah mereka menolak permintaan mereka.
“Ah ayah, kenapa tak boleh?” gusar si adik. “Ia dilabel 13-SX, tapi kami berdua dah pun lebih dari 13 tahun!”
Ayahnya membalas, “Ini kerana filem itu terdapat aksi-aksi yang tidak bermoral dan tidak patut ditonton oleh masyarakat umum.”
“Tapi ayah, itu cuma sebahagian kecil daripada filem itu! Kawan-kawan kami cakap, filem itu ada 2 jam, tapi aksi-aksi itu hanya beberapa minit saja! Filem ini ada banyak pengajaran yang lebih besar, seperti kemenangan kebaikan di atas kejahatan, pengorbanan, dan keberanian. Review di laman web filem juga ada mengatakan demikian!”
“Jawapan ayah ialah “tidak” dan ini adalah muktamad. Kamu boleh ajak kawan-kawan kamu datang ke rumah malam ini dan menonton video-video yang ada dalam koleksi video keluarga kita. Tapi kamu tidak boleh pergi menonton filem itu. End of discussion.”
Kedua-dua anak itu berjalan dengan muka masam mencuka ke ruang tamu dan duduk di atas sofa. Sambil membayangkan wajah pelakon filem yang tidak akan mereka tonton, mereka terdengar bunyi dari dapur; seperti bunyi ayah mereka menyediakan sesuatu. Tidak lama kemudian mereka mengecam bau aroma brownies sedang dimasak di dalam oven, dan si abang berkata kepada adiknya, “Ayah mesti rasa bersalah, dan sekarang dia hendak mengambil hati kita dengan brownies tu. Mungkin kita boleh lembutkan hatinya dan memujuknya untuk benarkan kita pergi ke wayang menonton filem itu.”
Ketika ini saya sudah pun habis memakan brownies pertama dan mula memakan yang kedua. Saya memikirkan, apakah kaitan antara brownies yang saya makan dan brownies di dalam kisah ini. Saya teruskan bacaan saya.
Kedua-dua remaja itu tidak kecewa. Tidak lama kemudian, ayah mereka muncul dari dapur dengan satu pinggan brownies yang masih panas dari oven, dan memberinya kepada kedua orang anaknya. Kedua-dua mereka mengambil satu brownies.
Kemudian si ayah berkata, “Sebelum kamu semua makan, ayah nak cakap sesuatu. Ayah sayangkan kamu berdua.” Kedua-dua remaja itu saling berpandangan antara satu sama lain dengan senyuman penuh makna. “Ayah dah lembut hati,” bisik hati mereka.
“Itulah sebabnya ayah membuat brownies ini menggunakan bahan-bahan yang terbaik. Hampir kesemua bahan adalah organik; tepung organik yang terbaik, telur ayam Omega-3 gred A, gula organik yang terbaik, Vanilla Premium dan coklat yang paling enak.”
Brownies itu kelihatan sungguh melazatkan, dan kedua remaja itu menjadi semakin tidak sabar lagi untuk merasai kesedapannya kerana ditangguhkan oleh ‘khutbah’ ayahnya yang semakin panjang.
“Tetapi ayah ingin berlaku jujur kepada kamu berdua. Ada satu bahan istimewa yang ayah letak dalam brownies itu yang tidak akan dijumpai oleh mana-mana brownies lain. Dan bahan itu ayah ambil dari belakang rumah kita. Tapi kamu jangan risau, ayah hanya letak sekelumit sahaja bahan itu ke dalam brownies kamu. Jumlahnya sangatlah sedikit. Jadi makanlah dan berikan pendapat kamu tentang resepi baru brownies ayah.”
“Ayah, boleh tak ayah bagitahu apa bahan misteri tu sebelum kami mula makan?” tanya si abang.
“Kenapa? Sikit je jumlah bahan tu yang ayah letak. Satu sudu je. Kamu tak akan boleh perasan pun rasanya.”
“Ala ayah.. bagitahu je la kat kami apa bahan tu” pinta si adik.
“Jangan risau! Bahan tu organik, sama seperti bahan-bahan lain juga”.
“Ayahh..” pinta kedua-dua beradik itu, serentak.
“Ok, kalau kamu bersungguh-sungguh nak tahu. Kandungan misteri itu ialah…. Tahi anjing!!”
Saya terus berhenti menguyah brownies kedua dan saki-baki di dalam mulut saya luahkan di dalam bakul sampah di tepi meja saya. Saya teruskan membaca beberapa perenggan terakhir dari cerpen yang menakutkan itu.
Kedua-dua anak itu terus meletakkan kembali brownies itu ke dalam pinggan dan mengesat-ngesatkan tangan kanan mereka ke baju dengan penuh rasa menjijikkan.
“Ayah! Ayah tahu tak yang ayah dah seksa kami dengan bau brownies yang sedap tu selama setengah jam. Bila dah siap, ayah kata ayah letak tahi anjing dalam brownies tu. Kami mana boleh makan bende tu”.
“Kenapa tak boleh pula? Kandungan tahi tu sangat sedikit kalau dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Takkan ada efek punya la.. Ia sudah pun dimasak bersama-sama bahan yang lain. Kamu takkan boleh perasan pun rasanya. Ia dah pun bersebati dengan bahan-bahan lain menjadi brownies. Jadi tunggu apa lagi, makanlah!”
“Tak ayah… kami tetap taknak makan!”
“Dan ini adalah sebab yang sama kenapa ayah tak benarkan kamu berdua pergi menonton filem tadi. Kamu tak boleh terima sedikit tahi anjing di dalam pinggan kamu, kenapa kamu boleh terima sedikit adegan tidak bermoral di dalam filem yang boleh mengotorkan hati kamu? Kita berdoa kepada Allah yang Dia akan menjaga kita dari mengikut hawa nafsu, tapi kenapa kita dengan akal fikiran yang waras boleh membenarkan diri kita menonton sesuatu yang boleh meninggalkan kesan kotor di dalam diri, fikiran dan hati kita dan terperangkap di dalam lubuk nafsu sesudah itu? Harap kamu berdua dapat pengajaran yang baik dari peristiwa ini”.
Saya terus membuang lebihan-lebihan dari brownies kedua, dan brownies ketiga yang masih lagi belum disentuh. Sesuatu yang tidak boleh ditahan beberapa minit yang lalu kini menjadi sesuatu yang tidak boleh diterima. Dan ini semua hanya kerana terdapat kebarangkalian yang kecil bahawa apa yang saya makan tadi terkandung bahan istimewa, seperti di dalam cerpen itu juga.
Dua orang remaja meminta kebenaran ayahnya untuk pergi menonton filem yang sudah ditonton oleh semua rakan-rakan mereka. Namun selepas membaca sedikit review filem itu di internet, ayah mereka menolak permintaan mereka.
“Ah ayah, kenapa tak boleh?” gusar si adik. “Ia dilabel 13-SX, tapi kami berdua dah pun lebih dari 13 tahun!”
Ayahnya membalas, “Ini kerana filem itu terdapat aksi-aksi yang tidak bermoral dan tidak patut ditonton oleh masyarakat umum.”
“Tapi ayah, itu cuma sebahagian kecil daripada filem itu! Kawan-kawan kami cakap, filem itu ada 2 jam, tapi aksi-aksi itu hanya beberapa minit saja! Filem ini ada banyak pengajaran yang lebih besar, seperti kemenangan kebaikan di atas kejahatan, pengorbanan, dan keberanian. Review di laman web filem juga ada mengatakan demikian!”
“Jawapan ayah ialah “tidak” dan ini adalah muktamad. Kamu boleh ajak kawan-kawan kamu datang ke rumah malam ini dan menonton video-video yang ada dalam koleksi video keluarga kita. Tapi kamu tidak boleh pergi menonton filem itu. End of discussion.”
Kedua-dua anak itu berjalan dengan muka masam mencuka ke ruang tamu dan duduk di atas sofa. Sambil membayangkan wajah pelakon filem yang tidak akan mereka tonton, mereka terdengar bunyi dari dapur; seperti bunyi ayah mereka menyediakan sesuatu. Tidak lama kemudian mereka mengecam bau aroma brownies sedang dimasak di dalam oven, dan si abang berkata kepada adiknya, “Ayah mesti rasa bersalah, dan sekarang dia hendak mengambil hati kita dengan brownies tu. Mungkin kita boleh lembutkan hatinya dan memujuknya untuk benarkan kita pergi ke wayang menonton filem itu.”
Ketika ini saya sudah pun habis memakan brownies pertama dan mula memakan yang kedua. Saya memikirkan, apakah kaitan antara brownies yang saya makan dan brownies di dalam kisah ini. Saya teruskan bacaan saya.
Kedua-dua remaja itu tidak kecewa. Tidak lama kemudian, ayah mereka muncul dari dapur dengan satu pinggan brownies yang masih panas dari oven, dan memberinya kepada kedua orang anaknya. Kedua-dua mereka mengambil satu brownies.
Kemudian si ayah berkata, “Sebelum kamu semua makan, ayah nak cakap sesuatu. Ayah sayangkan kamu berdua.” Kedua-dua remaja itu saling berpandangan antara satu sama lain dengan senyuman penuh makna. “Ayah dah lembut hati,” bisik hati mereka.
“Itulah sebabnya ayah membuat brownies ini menggunakan bahan-bahan yang terbaik. Hampir kesemua bahan adalah organik; tepung organik yang terbaik, telur ayam Omega-3 gred A, gula organik yang terbaik, Vanilla Premium dan coklat yang paling enak.”
Brownies itu kelihatan sungguh melazatkan, dan kedua remaja itu menjadi semakin tidak sabar lagi untuk merasai kesedapannya kerana ditangguhkan oleh ‘khutbah’ ayahnya yang semakin panjang.
“Tetapi ayah ingin berlaku jujur kepada kamu berdua. Ada satu bahan istimewa yang ayah letak dalam brownies itu yang tidak akan dijumpai oleh mana-mana brownies lain. Dan bahan itu ayah ambil dari belakang rumah kita. Tapi kamu jangan risau, ayah hanya letak sekelumit sahaja bahan itu ke dalam brownies kamu. Jumlahnya sangatlah sedikit. Jadi makanlah dan berikan pendapat kamu tentang resepi baru brownies ayah.”
“Ayah, boleh tak ayah bagitahu apa bahan misteri tu sebelum kami mula makan?” tanya si abang.
“Kenapa? Sikit je jumlah bahan tu yang ayah letak. Satu sudu je. Kamu tak akan boleh perasan pun rasanya.”
“Ala ayah.. bagitahu je la kat kami apa bahan tu” pinta si adik.
“Jangan risau! Bahan tu organik, sama seperti bahan-bahan lain juga”.
“Ayahh..” pinta kedua-dua beradik itu, serentak.
“Ok, kalau kamu bersungguh-sungguh nak tahu. Kandungan misteri itu ialah…. Tahi anjing!!”
Saya terus berhenti menguyah brownies kedua dan saki-baki di dalam mulut saya luahkan di dalam bakul sampah di tepi meja saya. Saya teruskan membaca beberapa perenggan terakhir dari cerpen yang menakutkan itu.
Kedua-dua anak itu terus meletakkan kembali brownies itu ke dalam pinggan dan mengesat-ngesatkan tangan kanan mereka ke baju dengan penuh rasa menjijikkan.
“Ayah! Ayah tahu tak yang ayah dah seksa kami dengan bau brownies yang sedap tu selama setengah jam. Bila dah siap, ayah kata ayah letak tahi anjing dalam brownies tu. Kami mana boleh makan bende tu”.
“Kenapa tak boleh pula? Kandungan tahi tu sangat sedikit kalau dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Takkan ada efek punya la.. Ia sudah pun dimasak bersama-sama bahan yang lain. Kamu takkan boleh perasan pun rasanya. Ia dah pun bersebati dengan bahan-bahan lain menjadi brownies. Jadi tunggu apa lagi, makanlah!”
“Tak ayah… kami tetap taknak makan!”
“Dan ini adalah sebab yang sama kenapa ayah tak benarkan kamu berdua pergi menonton filem tadi. Kamu tak boleh terima sedikit tahi anjing di dalam pinggan kamu, kenapa kamu boleh terima sedikit adegan tidak bermoral di dalam filem yang boleh mengotorkan hati kamu? Kita berdoa kepada Allah yang Dia akan menjaga kita dari mengikut hawa nafsu, tapi kenapa kita dengan akal fikiran yang waras boleh membenarkan diri kita menonton sesuatu yang boleh meninggalkan kesan kotor di dalam diri, fikiran dan hati kita dan terperangkap di dalam lubuk nafsu sesudah itu? Harap kamu berdua dapat pengajaran yang baik dari peristiwa ini”.
Saya terus membuang lebihan-lebihan dari brownies kedua, dan brownies ketiga yang masih lagi belum disentuh. Sesuatu yang tidak boleh ditahan beberapa minit yang lalu kini menjadi sesuatu yang tidak boleh diterima. Dan ini semua hanya kerana terdapat kebarangkalian yang kecil bahawa apa yang saya makan tadi terkandung bahan istimewa, seperti di dalam cerpen itu juga.
Monday, July 7, 2008
Kain Cinta Putih
Peluh mengalir deras membasahi seluruh tubuh kecil yang sedang asyik membanting tulang empat kerat. Setiap kali titisan peluh itu mengalir meluruti dahi menuju ke kelopak mata, pantas dikesat dengan lengan bajunya. Rasa letih mula menjalar perlahan-lahan menyerap ke seluruh tubuh. Namun, tubuh kecil itu tetap menggagahkan diri untuk menghabiskan bakian kerjanya. Jika dituruti rasa letih dan penat itu mungkin akan mengakibatkan seisi rumahnya kelaparan. “Pak Majid! Lidi yang telah diraut ni Kudin letakkan di atas para bawah rumah. Buah kelapa yang Kudin kutip tadi, semuanya Kudin kumpulkan di tepi tangga di belakang rumah sana” ujar Kudin sebaik sahaja usai kerjanya meraut lidi serta memungut buah-buah kelapa kepunyaan Pak Majid. “Kudin! Ini duit upah untuk hari ini. Besok boleh tak Kudin tolong Pak Majid bersihkan kebun?” kata Pak Majid sambil menghulurkan sejumlah wang kepada Kudin. “Insya Allah. Kalau mak Kudin tak sakit, Kudin datang bantu Pak Majid besok” balas Kudin. Setelah berjabat tangan, Kudin meminta izin pada Pak Majid untuk pulang ke rumahnya. Dengan secangkir senyuman ikhlas, Pak Majid membenarkan Kudin pulang. Selepas terungkap lafaz salam Kudin pun meninggalkan Pak Majid. Kudin mendongak ke langit. Sang mentari yang garang membakar, betul-betul tegak di atas kepalanya. Suatu petanda menandakan bahawa waktu Zohor hampir tiba. Seolah-olah ia adalah satu suruhan tanpa suara kepada semua manusia yang beriman agar bersiap-sedia untuk menunaikan tiang agama. Langkah kaki yang disusun semakin pantas diatur. Menyusuri denai dan semak menuju ke pondok usang tinggalan Allahyarham bapanya. Sekalipun pantas, kewaspadaan terhadap rintangan yang sedia tersaji menjadi satu signifikan dalam dirinya. Kecelakaan mungkin boleh berlaku. Paku, duri dan kaca bakal tertusuk menembusi telapak kakinya andai dia tidak berwaspada dan berhati-hati. Rutin hariannya akan tergendala sekiranya hal sedemikian menimpa dirinya. *********** “Assalamualaikum, Mak! Abang balik ni” laung Kudin memanggil ibunya. “Waalaikumussalam. Anak mak dah balik. Masuk nak” jawab makcik Habibah, ibu Kudin. Dia hanya mampu menyambut kepulangan anaknya itu sehari-hari dengan kata-kata manis. Dia mengharapkan agar kata-kata itu menjadi pemangkin serta penawar keletihan anaknya. Kalau diikutkan hati dia tidak mahu mengizinkan anak sulungnya itu bekerja. Dia amat menginginkan Kudin mendapat pelajaran seperti anak-anak orang lain yang seusianya. Tapi kuasa Allah mengatasi segalanya. Dia kini lumpuh kedua-dua belah kaki akibat dari kemalangan yang dialaminya ketika Kudin masih berusia dua tahun dan Zubaidah anak keduanya berumur setahun. Kemalangan itu telah meragut nyawa suaminya yang merupakan ketua keluarga mereka. Tetapi dia yakin bahawa Allah s.w.t tidak bersifat kejam. Allah s.w.t tidak menzalimi keluarganya. Ujian yang dialaminya kini adalah tarbiah dari Allah. Ujian ini bukanlah satu penganiayaan tetapi satu penilaian dari Allah terhadap dirinya. Dia juga telah menitipkan keyakinan ini terhadap kedua-dua anaknya. Mereka anak-beranak redha dengan ketentuan Allah ini. “Mak dah makan?” tanya Kudin sebaik sahaja kakinya melangkah masuk. “Belum. Mak tunggu abang. Kita makan sama-sama ya” “Baik. Em! Adik mana mak?” “Ke belakang katanya tadi. Ambil batang lambok buat ulam” ujar Makcik Habibah. Kudin melangkah keluar meninggalkan ibunya menuju ke belakang rumah mereka. “Zubaidah! Awak buat apa tu?” tegur Kudin. Sejak dia pandai menyebut nama adiknya itu, belum pernah dia meringkaskan nama Zubaidah. Dia sangat menyayangi adiknya. Zubaidah juga senasib dengannya. Tidak mendapat pendidikan kerana kemiskinan keluarga mereka. “Ambil lambok ni. Abangkan suka makan ulam lambok cicah dengan sambal tempoyak. Adik goreng ikan je hari ni. Tak sempat nak masak gulai. Tadi, asyik sangat berkebun sampai terlewat masak. Abang tak marahkan?” ujar Zubaidah sayu. Dia bimbang akan dimarahi abangnya. Kudin menghampiri Zubaidah lantas mendakapnya dengan penuh manja. Diusapnya rambut halus Zubaidah perlahan-lahan. Dahi si adik dikucup. Ditatapnya wajah Zubaidah beberapa ketika. Kemudian diukirnya sekuntum senyuman untuk Zubaidah. “Tak marah. Adik abang tak pernah buat abang marah. Tak ada gulai pun kita tetap makan jugak kan. Bukankah mak selalu pesan pada kita yang makan ni untuk hidup dan bukan hidup untuk makan. Adik abang ingat lagikan” tutur Kudin menyantun lembut. “Adik ingat abang” balas Zubaidah. “Em! Zubaidah tanam apa hari ini?” tanya Kudin. “Kacang panjang dengan timun. Sedap ni kalau cicah dengan tempoyak” jawab Zubaidah sambil tersenyum bangga. Kedua-dua beradik itu berjalan dalam pelukan melangkah masuk ke dalam rumah. Mereka kemudian makan bersama-sama. Tengahari itu mereka sekeluarga makan dengan penuh kemesraan. Kudin dan Zubaidah bergilir-gilir menyuap nasi ke mulut ibu mereka. Ibu lumpuh itu seakan terlupa akan kesempitan hidup mereka bila melihat telatah kedua-dua anaknya. *********** “Siapa tahu apa maksud anak soleh?” tanya Ustaz Taufiq menguji kefahaman murid-muridnya. Semua muridnya terlopong sambil berpandangan sesama mereka. Tidak kurang juga segelintir dari mereka yang menggaru-garu kepala yang tidak gatal. “Nurul Husna! Boleh terangkan pada kawan-kawan apa yang Nurul Husna tahu tentang anak soleh?” soal Ustaz Taufiq kepada salah seorang muridnya yang sedang asyik membelek-belek kotak pensel. Dalam keadaan terpinga-pinga Nurul Husna senyum tersengih. Giginya yang rongak bahagian depan mengurangkan sedikit seri wajahnya. Ustaz Taufiq tersenyum. Dia faham benar dengan kerenah semua muridnya. Diajunya soalan yang sama kepada Abdul Rafiq pula. Abdul Rafiq merupakan murid yang paling nakal dalam kelas itu tetapi amat luas pengetahuannya. Ibunya juga seorang guru agama. Dia mengajar di kampung sebelah. “Saya, kalau anak soleh tu tak tau la Ustaz. Tapi kalau anak Salleh tu saya kenal sangat” jawab Abdul Rafiq sambil tangnnya menunjuk ke arah Nur Shahirah. Nur Shahirah ialah anak Pakcik Salleh tukang gunting rambut kampung mereka. Dia terkejut. Kemudian terus menangis kerana kelas mentertawakannya. “Tap! Tap! Tap!” bunyi rotan diketuk ke meja. Ustaz Taufiq mententeramkan kelasnya. Abdul Rafiq didendanya. Kemudian dia menjelaskan kepada murid-muridnya maksud anak soleh. “Anak soleh ialah anak yag sentiasa patuh dan taat kepada perintah kedua ibu bapanya selagi mana mereka tidak menyuruh kepada perkara-perkara yang bertentangan dengan perintah Allah dan nabi kita Muhammad s.a.w” jelasnya. “Kita tidak boleh melawan kata-kata ibu dan bapa kita. Nabi s.a.w bersabda : Keredhaan Allah itu terletak pada keredhaan kedua ibu bapa dan kemurkaan Allah itu terletak pada kemurkaan kedua ibu bapa” jelasnya lagi. “Dan yang paling utama ialah anak yang soleh ini sentiasa mendoakan kebahagian kedua ibu bapanya di dunia dan akhirat” sambungnya lagi. Semua muridnya terdiam. Bermacam-macam reaksi dari mereka apabila mendengar penjelasan itu. Ustaz Taufiq mengerti keluh-kesah murid-muridnya. “Kelas! Semua sekali tengok Ustaz?” pintanya. Semua murid memandangnya. Dia membiarkan mereka terdiam sebentar. Sambil menarik nafas dia bertanyakan satu soalan kepada mereka. “Awak semua sayang tak pada mak dan ayah awak?” soalnya. “SAYANG” jawab mereka serentak. “Awak semua nak tak mereka masuk syurga?” soalnya lagi. “NAK” “Jadi, kalau awak semua nak mereka masuk syurga, awak semua kena rajin-rajin belajar tentang Islam. Sebab anak yang sayangkan ibu dan bapanya mesti pandai tentang agama Islam. Agama Islam mengajar kita cara berdoa untuk kebahagiaan ibu bapa kita. Kalau awak semua nak pandai berdoa untuk mak dan ayah awak, mesti kena datang sekolah agama hari-hari. Inilah bukti kita cintakan mak dan ayah kita” jelasnya berjela. “Apa bukti cinta kita pada mak dan ayah kita?” tanya Ustaz Taufiq pada murid-muridnya. “KITA KENA DATANG SEKOLAH AGAMA TIAP-TIAP HARI SUPAYA KITA PANDAI BACA DOA UNTUK KEBAHAGIAN MAK DAN AYAH KITA, USTAZ” serentak dijawab oleh semua muridnya. Kudin yang sedari tadi duduk di luar kelas menitiskan air matanya. Dia hanya mendengar pengajian itu dari luar kelas kerana tidak mampu untuk membayar yuran. Begitulah rutin hariannya hampir setahun. Selama itu juga tidak seorang pun menyedari kehadirannya. Dia juga tidak ingin kehadirannya diketahui. Bimbang mengganggu ketenteraman orang lain. Memang itulah hakikatnya. Kanak-kanak kampung itu tidak berapa suka berkawan dengannya. Malah mereka menggelarnya dengan gelaran Kudin Kurap. Dia sendiri sehingga kini masih memikirkan kenapa dia digelar “kurap” walhal setompok kurap pun tidak pernah bertunas di tubuhnya. Barangkali kerana pakaiannya yang lusuh menyebabkan dia dihina sedemikian. Kudin mengesat air matanya. Otaknya berputar memikirkan kata-kata Ustaz Taufiq sebentar tadi. Bukti cinta seorang anak kepada ibu bapanya ialah hadir ke sekolah agama setiap hari. Kenapa? Supaya faham tentang agama Islam. Untuk apa? Untuk mengetahui cara mendoakan kesejahteraan mereka. Sekali lagi air matanya berderai ke pipi. Bagaimana mungkin untuk dia hadir ke sekolah setiap hari. Hendak membayar yuran pun dia tidak mampu. Hidupnya sekeluarga sekadar kais pagi makan pagi, kais petang makan petang. Kalau setakat mendengar dari luar kelas sebegini bagaimana untuk dia lekas pandai berdoa. Belajar perlu diuji. Ujian untuk mengetahui tahap kefahaman seseorang. Itulah antara butiran permata bicara yang didengarinya dalam khutbah jumaat yang lepas. Dia tidak bisa diuji kalau tidak hadir ke sekolah seperti kanak-kanak seusianya. Kudin terus menangis sambil meratapi takdir dirinya. Bukan menyesali. Tapi dia seorang kanak-kanak. Dia tidak setabah ibunya. Air matanya mencurah-curah. Tangisannya menyerap masuk ke dalam kelas tanpa ia sedari. Suara tangisannya telah menarik semua murid berlari meluru ke arah jendela. “KUDIN KURAP!” jerit mereka serentak. Kudin terkejut dan cuba lari beredar. Akan tetapi langkah kakinya terhalang oleh suara Ustaz Taufiq yang memanggilnya. Ustaz Taufiq bergegas ke luar kelas mendapatkan Kudin. “Siapa nama awak?” tanyanya pada Kudin. “Fakhruddin bin Mansur” “Tapi orang panggil saya Kudin” jelas Kudin. “Tak mengapa. Kalau orang panggil awak Kudin biar Ustaz panggil awak Fakhruddin. Nama kita adalah doa” jelasnya. “Kenapa Fakhruddin tak masuk kelas belajar bersama kawan-kawan lain” tanyanya pula. “Saya tak ada duit untuk bayar yuran dan beli baju, Ustaz” jawab Kudin. Ustaz Taufiq berfikir seketika. Dahinya berkerut. Dipejamkan matanya mengharapkan pertolongan daripada Allah s.w.t agar bisa dirungkaikannya masalah ini. Hati dan fikirannya berbicara rancak mencari jalan penyelesaian. “Macam ni la Fakhruddin. Soal yuran tu awak tak perlu fikirkan. Taulah Ustaz nak uruskannya. Cuma tentang baju tu masalah sikit. Sekolah ni sentiasa dipantau oleh pegawai dari majlis agama. Mereka mahu semua murid di sini datang sekolah dengan pakaian seragam. Baju melayu putih sepasang serta sampin hijau dan bersongkok hitam. Ustaz tak mampu nak bantu awak beli baju tu” terangnya memberi jalan. “Berapa harga baju tu Ustaz?” tanya Kudin. “Ustaz tak pasti sebab ustaz tak ada anak lelaki. Setahu Ustaz kita kena tempah baju tu. Cuba awak tanya pada kedai Ah Seng di pekan” sarannya. “Untuk pengetahuan Ustaz, saya bekerja mengambil upah membantu orang-orang kampung. Beginilah, mulai esok saya akan bekerja dengan lebih kuat. Walau apa cara sekalipun saya mesti dapatkan baju itu. Baju itu nanti akan menjadi bukti cinta saya pada mak dan ayah saya” ujar Kudin penuh bersemangat. Ustaz Taufiq sungguh terharu. Dia berdoa didalam hati memohon kejayaan Kudin. *********** Sejak hari itu Kudin bekerja dari pagi hingga lewat petang. Berbagai-bagai kerja yang dilakukannya. Menebas, mengutip kelapa, membersih kolam ikan dan banyak lagi. Tujuannya hanya satu. Baju seragam sekolah agama. Dia mesti berusaha dengan sekuat tenaganya kerana Allah sentiasa bersikap adil terhadap hamba-hambaNya. Kurnia Allah setimpal dengan usaha hambaNya. Sekiranya kuat kita berusaha maka banyaklah yang akan kita perolehi hasilnya dan begitulah sebaliknya. Bak kata pepatah, dimana ada kemahuan di situ ada jalan. Tiga minggu Kudin memerah keringat untuk mencapai cita-citanya. Hari ini dia akan ke kedai Ah Seng di pekan untuk menempah baju yang diingininya. Dia merasakan wangnya telah mencukupi. Sengaja dia tidak bertanya terlebih dahulu tentang harga di kedai Ah Seng seperti yang disarankan oleh Ustaz Taufiq. Upah selama tiga minggu kerja bermati-matian dirasakannya cukup untuk menempah baju seragam tersebut. Sebelum ke pekan dia bertemu dahulu dengan ibu dan adiknya Zubaidah untuk memberitahu hajatnya ini. Mereka berdua gembira mendengarnya. “Zubaidah! Abang janji. Kalau abang dah masuk sekolah agama nanti, abang akan ajar adik apa yang abang belajar” ujar Kudin kepada Zubaidah. “Terima kasih abang. Eh! Silap. Ustaz Abang” jawab Zubaidah sambil berseloroh mengusik abangnya. “Ini janji abang, Zubaidah. Abang nak kita berdua jadi anak yang soleh” ujar Kudin bersemangat. Zubaidah mengangguk-angguk tanda faham dengan maksud abangnya. “Adik jaga mak ya” pesan Kudin pada Zubaidah. “Mak! Baju itu nanti akan menjadi bukti cinta dan kasih sayang abang pada mak, ayah dan adik. Mak doakan abang ya” kata Kudin pada ibunya. “Mak sentiasa mendoakan kebaikan untuk anak-anak mak” jawab ibunya dengan linangan air mata kebanggaan. Kudin pun meniggalkan ibu dan adiknya menuju ke pekan. Dalam perjalanan dia membayangkan betapa segaknya dia dengan pakaian seragam itu nanti. Dia semestinya puas. Pakaian seragam itulah tanda cintanya terhadap keluarganya. Dan yang paling membanggakan ialah dia mendapatkannya dengan wang hasil usahanya sendiri. *********** “Tauke! Saya mahu tempah baju untuk sekolah agama. Berapa dia punya harga?” tanya Kudin kepada tauke Ah Seng. “Oh! Lu budak. Gua ada kenai sama lu. Bapak lu punya nama Mansur kan?” tanya tauke Ah Seng. “Ya la tauke. Macam mana tauke boleh kenal saya punya bapak?” tanya Kudin kehairanan. “Gua ha. Sama lu punya bapak banyak baik dulu-dulu. Lu tadi mau tempah sekolah agama punya baju bukan. Dia punya halga RM35. Tapi itu mahal punya kain la. Kalau mulah punya kain gua kasi lu RM20. Tapi itu kain Melayu bikin bungkus olang mati la” jelas tauke Ah Seng. “Itu songkok berapa harga dia tauke?” tanya Kudin sambil menunjuk ke arah songkok hitam di dalam almari kaca. “Itu RM25 satu. Lu mau ka?” “Mahal la tauke. Saya ada RM30 saja” “Ini macam la budak. Gua punya anak ala ini songkok. Dulu dia ala masuk sekolah punya pancalagam. Sikalang tatak ala pakai lagi. Gua kasi lu angkat. Hadiah gua sama lu. Dia punya kepala sama lu punya kepala ala sama” “Terima kasih tauke. Saya mau angkat kain yang murah punya. Lebih duit ni saya bikin belanja” “Banyak bagus la itu macam. Sini mali. Gua kasi ukur lu punya badan dulu” minta tauke Ah Seng. Sambil mengukur dia rancak bercerita itu dan ini tentang bapa Kudin. Ternyata mereka terlalu akrab suatu masa dulu. “Lagi satu minggu lu latang sini kasi angkat lu punya baju. Itu jam juga lu boleh masuk sekolah agama” beritahu tauke Ah Seng. “Terima kasih tauke. Ini baju tanda cinta saya pada saya punya mak, ayah dan adik saya” “Banyak baik lu punya hati. Saya banyak suka dapat jumpa lu ini hali” “Terima kasih tauke. Saya balik dulu” Kudin terus berlari pulang ke rumahnya kerana terlalu gembira. Dia perlu segera sampai ke rumah untuk berjumpa ibu dan adiknya. Mereka juga harus merasai sama berita gembira ini. “Hoi! Budak. Jangan lali. Jalan pun lu boleh sampai rumah” jerit tauke Ah Seng kepada Kudin dari dalam kedainya. Kudin berpaling sambil melambai-lambai tangannya kepada tauke Ah Seng. “BANG!!!” Dengan tidak semena-mena muncul sebuah kereta yang bergerak laju menghala ke arah Kudin serta melanggar tubuh kecil itu. Hentakkan yang kuat menyebabkan Kudin tercampak 30 meter ke hadapan. Tauke Ah Seng yang melihat kejadian itu di depan matanya menjerit sekuat hati. Dia kemudian berlari ke arah Kudin. Kudin yang ketika itu tercungap-cungap tanpa sebarang suara. Tauke Ah Seng memangku kepala Kudin yang diselubungi darah di atas pahanya. Dia berteriak kepada orang ramai supaya menahan mana-mana kereta untuk membawa Kudin ke hospital berdekatan. Darah yang mengalir deras terus-menerus keluar dari mulut, hidung dan mata selain melalui bahagian kepala Kudin yang luka parah. Kaki dan tangannya terkulai. Kudin berdengkur. Dari perlahan bertukar kuat. Kemudian keluar darah berbuih dari mulutnya. Selepas itu tiada lagi sebarang tindak balas dari tubuh kecil itu. Kudin tidak bergerak. Nafas yang tadinya tercungap-cungap kini telah terhenti. Terhenti untuk selamanya. Orang ramai yang mengerumuninya menggeleng-gelengken kepala. Kudin telah pergi menemui Tuhannya. *********** “Mana la abang kamu ni Zubaidah? Dah nak masuk Asar masih tak balik-balik lagi” rungut Makcik Habibah. “Entahlah mak. Biasanya sebelum sampai Zohor abang dah ada di rumah” jawab Zubaidah. “Eh! Mak. Tengok sana tu. Ada van masuk ke rumah kita” kata Zubaidah. Makcik Habibah kaget. Dia tergamam melihat sebuah van menghala ke rumahnya. Dia kenal benar dengan van itu. Van jenazah hospital. Zubaidah hanya memerhatikan van itu sehingga berhenti di hadapan pintu rumahnya tanpa mengerti seperti ibunya. Keluar dua orang lelaki dari van tersebut menuju ke depan pintu rumah mereka. “Assalamualaikum!” salah seorang dari mereka memberi salam. “Waalaikumussalam” jawab mereka berdua. “Makcik ni ibu Fakhruddin ya?” tanya lelaki yang seorang lagi. “Ya” jawab Makcik Habibah. “Kami harap makcik banyak-banyak bersabar. Anak makcik Fakhruddin kemalangan. Dia dah meninggal. Ni kami datang hantar jenazahnya” jelasnya. “Tauke Ah Seng yang tunjukkan kami jalan ke mari” ujar lelaki yang memberi salam tadi. Zubaidah terus mendakap ibunya serta menangis sebaik sahaja mendengar kata-kata lelaki itu. Mereka dua beranak berpelukan menangisi pemergian Kudin. Jenazah Kudin dibawa masuk ke dalam rumah kecil mereka. Jenazahnya diletakkan ditepi pembaringan ibunya. Ibu lumpuh itu memeluk erat anaknya yang tidak lagi bernyawa. Dikucupnya kedua-dua belah pipi dan dahi jenazah anaknya itu. Kemudian diikuti oleh Zubaidah melakukan seperti apa yang dilakukan oleh ibunya. Lama dia mendakap. Dia tidak mahu melepaskan pelukannya. Makcik Habibah menenangkan anak perempuannya itu. Zubaidah mengalah dengan kata-kata ibunya. Dia terusan menangis dipangkuan ibunya. “Nyonya! Ini kain lu kasi bungkus lu punya anak. Tadi sebelum kena langgar dia ada bili dekat gua punya kedai” kata tauke Ah Seng sambil menghulurkan kain putih yang dibeli oleh Kudin di kedainya. Makcik Habibah menyambut kain putih itu. Dia kemudian mengucup kain itu beberapa kali. Kain yang ingin Kudin jadikan baju melayu itu akan digunakan sebagai kain kapan jenazahnya. Kain putih yang ingin dijadikan bukti cintanya kepada ibu, bapa dan adiknya kini menjadi pembalut tubuhnya bertemu Allah cinta yang hakiki.
sebuah cerita cinta ketika kebosanan~
Tahun 2002, ALLAH pertemukan aku dengan dirinya. Kali pertama aku terpandang dirimu di satu sudut di kelasku, Kau memandangku, aku juga memandang dirimu. Kita saling tiada perasaan aneh. Namun hari demi hari, aku mengenali dirimu, aku terpikat dengan dirimu. Kecomelanmu membuatku terpesona, kenakalanmu bersama teman-teman membuatku tersenyum sendiri. Aneh sekali, aku suka pada lelaki sepertimu.
Tahun 2003, kita sama-sama melangkah ke tingkatan 4, kita berbeza kelas pada mulanya, namun rombakan kelas membuatkan kita bersama semula. Aku duduk menghadap mejamu. Sering kali mencuri pandang wajahmu. Sering kali menatap wajahmu. Sering kali tersenyum sendiri bila melihat telatahmu. Terlalu banyak peristiwa yang berlaku tahun itu, setiapnya kucatatkan di dalam diari hatiku. Terlalu indah sehingga aku tidak mahu terlepas daripada mengingati setiap peristiwa itu.
Tahun 2004, kita terpisah, aku naik kelas, dan kau kekal dikelas yang sama. Tahun itu aku berusaha untuk mendapat keputusan yang cemerlang dalam SPM. Setiap kali kau lalu dikelasku, aku mencuri pandang. Bila kau datang ke kelasku, aku tak keruan. Lucu benar. Aku sering mengharapkan kita berdua dapat berbual-bual, tapi apakan daya, aku terlalu malu. Malu benar terhadapmu. Suaraku sering kali enggan keluar, walaupun aku cuba memaksa untuk keluar. Aku hanya mampu memandangmu. Bila kita berbicara, bicara kita tidak pernah lama. Entah apa silapnya. SPM menjelang tiba, aku berperang dengan kertas soalan. Sepanjang peperiksaan wajahmu tidak kelihatan. Aku rindu wajahmu. Tapi apakan daya, aku tak mampu mencarimu. Minggu peperiksaan berlalu. Aku menantikan keputusan peperiksaanmu. Dirimu kurindu. Payah benar untuk bertemu denganmu.
Tahun 2005, awal tahun. Keputusan peperiksaan diumumkan. Debaran menggila. Kukuatkan langkahku ke dalam dewan sekolah. Alhamdulillah, aku mendapat keputusan yang agak baik. Aku mencari-cari dirimu, tapi tidak kutemui. Akan tetapi kau muncul juga, rinduku selama beberapa bulan terlerai. Wajahmu agak berlainan. Rambutmu agak panjang daripada kali terakhir aku melihatmu beberapa bulan dahulu. Aku cuba mendekati, tapi aku tak mampu. Hanya mampu memandang. Aku terlalu malu, itu silapku. Kenapa jadi begini? Kerana terlalu malu, aku berlalu pergi meninggalkan dewan itu. Bodoh benar diriku ketika itu. Bulan 5, tahun 2005, aku bertemu denganmu selepas beberapa bulan keputusan peperiksaan diumumkan. Kita bertemu dipejabat sekolah. Kita saling membisu. Aku tidak memandang wajahmu. Sekali lagi aku melakukan tindakan bodoh dalam hidupku. Kau melangkah pergi, dan aku hanya mampu memandang langkahmu yang makin hilang. Bulan 5, tahun 2005 juga, aku mendapat tawaran di matrikulasi. Kutekadkan hatiku, kau sahaja dihatiku. Aku meningkatkan usahaku. Aku belajar dengan tekun.
Tahun 2006, pengajianku di matrikulasi tamat. Aku menantikan tawaran melanjutkan pelajaran di universiti. Alhamdulillah, aku diterima di salah satu universiti tempatan. Aku mula menyediakan diriku untuk ke sana. Namun, sesibuk manapun diriku, aku tetap merindui dirimu. Sayang sekali, kau tidak mengetahuinya. Saat yang dinanti tiba jua, aku mendaftarkan diriku di kolej kediaman di universiti berkenaan. Bermulalah hidupku sebagai pelajar universiti. Rinduku semakin menggunung pada dirimu. Kuhanya mengetahui tentang dirimu melalui kawan-kawanku.
Tahun 2007, saat ini cintaku padamu mulai goncang. Tidak perlu kunyatakan kenapa. Tapi bodohnya aku percaya cinta itu. Cinta yang tak pasti. Cinta yang hampir memusnahkan kepercayaan aku terhadap cinta. Bodohnya aku kerana curang pada perasaanku terhadapmu! Mungkin itu balasan buat diriku.
Tahun 2008, tiba jua. Kutekadkan dirimu untuk menghubungi dirimu buat kali pertama dalam hidupku. Saat itu, hanya ALLAH yang tahu. Hidup terasa indah seketika. Namun, akhirnya aku akur dengan takdir. Kau bukan untukku. Aku menghubungimu lagi dengan menghantar SMS, tapi tidak berbalas. Aku cuba menyedapkan hatiku, mengatakan kau tidak mempunyai credit untuk membalas mesejku. Tapi akhirnya aku akur, aku tak mungkin memenangi hatimu, tak mungkin dapat mendekati dirimu. Kerna, hatimu ada dia. Hakikat yang sukar untuk aku menelannya bulat-bulat. Aku akur kini. Aku terlewat untuk mendekati dirimu. Aku gagal.
Kini aku akur. Sudah kuketahui isi hatimu. Aku mula belajar untuk tidak merinduimu. Aku belajar untuk melepaskan bayanganmu. Aku tidak mungkin dapat mendekati dan menawan hatimu. Aku terlewat untuk memulakan langkahku mendekati dirimu. Kuakur dengan ketentuan-NYA. Namun, telah kutekadkan hati ini, seumur hidup ini, aku tak mungkin akan mencari pengganti dirimu. Untuk sahabat-sahabatku, jadikan kisahku iktibar buat dirimu. Kejarlah cintamu, selagi upaya, jangan biarkan cinta itu terlepas kerana sikapmu. Ingatlah pesanku.
Tahun 2003, kita sama-sama melangkah ke tingkatan 4, kita berbeza kelas pada mulanya, namun rombakan kelas membuatkan kita bersama semula. Aku duduk menghadap mejamu. Sering kali mencuri pandang wajahmu. Sering kali menatap wajahmu. Sering kali tersenyum sendiri bila melihat telatahmu. Terlalu banyak peristiwa yang berlaku tahun itu, setiapnya kucatatkan di dalam diari hatiku. Terlalu indah sehingga aku tidak mahu terlepas daripada mengingati setiap peristiwa itu.
Tahun 2004, kita terpisah, aku naik kelas, dan kau kekal dikelas yang sama. Tahun itu aku berusaha untuk mendapat keputusan yang cemerlang dalam SPM. Setiap kali kau lalu dikelasku, aku mencuri pandang. Bila kau datang ke kelasku, aku tak keruan. Lucu benar. Aku sering mengharapkan kita berdua dapat berbual-bual, tapi apakan daya, aku terlalu malu. Malu benar terhadapmu. Suaraku sering kali enggan keluar, walaupun aku cuba memaksa untuk keluar. Aku hanya mampu memandangmu. Bila kita berbicara, bicara kita tidak pernah lama. Entah apa silapnya. SPM menjelang tiba, aku berperang dengan kertas soalan. Sepanjang peperiksaan wajahmu tidak kelihatan. Aku rindu wajahmu. Tapi apakan daya, aku tak mampu mencarimu. Minggu peperiksaan berlalu. Aku menantikan keputusan peperiksaanmu. Dirimu kurindu. Payah benar untuk bertemu denganmu.
Tahun 2005, awal tahun. Keputusan peperiksaan diumumkan. Debaran menggila. Kukuatkan langkahku ke dalam dewan sekolah. Alhamdulillah, aku mendapat keputusan yang agak baik. Aku mencari-cari dirimu, tapi tidak kutemui. Akan tetapi kau muncul juga, rinduku selama beberapa bulan terlerai. Wajahmu agak berlainan. Rambutmu agak panjang daripada kali terakhir aku melihatmu beberapa bulan dahulu. Aku cuba mendekati, tapi aku tak mampu. Hanya mampu memandang. Aku terlalu malu, itu silapku. Kenapa jadi begini? Kerana terlalu malu, aku berlalu pergi meninggalkan dewan itu. Bodoh benar diriku ketika itu. Bulan 5, tahun 2005, aku bertemu denganmu selepas beberapa bulan keputusan peperiksaan diumumkan. Kita bertemu dipejabat sekolah. Kita saling membisu. Aku tidak memandang wajahmu. Sekali lagi aku melakukan tindakan bodoh dalam hidupku. Kau melangkah pergi, dan aku hanya mampu memandang langkahmu yang makin hilang. Bulan 5, tahun 2005 juga, aku mendapat tawaran di matrikulasi. Kutekadkan hatiku, kau sahaja dihatiku. Aku meningkatkan usahaku. Aku belajar dengan tekun.
Tahun 2006, pengajianku di matrikulasi tamat. Aku menantikan tawaran melanjutkan pelajaran di universiti. Alhamdulillah, aku diterima di salah satu universiti tempatan. Aku mula menyediakan diriku untuk ke sana. Namun, sesibuk manapun diriku, aku tetap merindui dirimu. Sayang sekali, kau tidak mengetahuinya. Saat yang dinanti tiba jua, aku mendaftarkan diriku di kolej kediaman di universiti berkenaan. Bermulalah hidupku sebagai pelajar universiti. Rinduku semakin menggunung pada dirimu. Kuhanya mengetahui tentang dirimu melalui kawan-kawanku.
Tahun 2007, saat ini cintaku padamu mulai goncang. Tidak perlu kunyatakan kenapa. Tapi bodohnya aku percaya cinta itu. Cinta yang tak pasti. Cinta yang hampir memusnahkan kepercayaan aku terhadap cinta. Bodohnya aku kerana curang pada perasaanku terhadapmu! Mungkin itu balasan buat diriku.
Tahun 2008, tiba jua. Kutekadkan dirimu untuk menghubungi dirimu buat kali pertama dalam hidupku. Saat itu, hanya ALLAH yang tahu. Hidup terasa indah seketika. Namun, akhirnya aku akur dengan takdir. Kau bukan untukku. Aku menghubungimu lagi dengan menghantar SMS, tapi tidak berbalas. Aku cuba menyedapkan hatiku, mengatakan kau tidak mempunyai credit untuk membalas mesejku. Tapi akhirnya aku akur, aku tak mungkin memenangi hatimu, tak mungkin dapat mendekati dirimu. Kerna, hatimu ada dia. Hakikat yang sukar untuk aku menelannya bulat-bulat. Aku akur kini. Aku terlewat untuk mendekati dirimu. Aku gagal.
Kini aku akur. Sudah kuketahui isi hatimu. Aku mula belajar untuk tidak merinduimu. Aku belajar untuk melepaskan bayanganmu. Aku tidak mungkin dapat mendekati dan menawan hatimu. Aku terlewat untuk memulakan langkahku mendekati dirimu. Kuakur dengan ketentuan-NYA. Namun, telah kutekadkan hati ini, seumur hidup ini, aku tak mungkin akan mencari pengganti dirimu. Untuk sahabat-sahabatku, jadikan kisahku iktibar buat dirimu. Kejarlah cintamu, selagi upaya, jangan biarkan cinta itu terlepas kerana sikapmu. Ingatlah pesanku.
Sekadar Nasihat Untuk Kaum Hawa
Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkan kata-kata kebaikan.
Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.
Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa, jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.
Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri, dan satu lagi untuk menolong orang lain.
Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Kerana di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.
Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.
Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.
Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa, jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.
Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri, dan satu lagi untuk menolong orang lain.
Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Kerana di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.
Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.
Subscribe to:
Posts (Atom)